keretakan tanah di Desa Ciloto Cianjur terlihat sangat parah |
CIANJUR - Ratusan warga Kampung Puncak Pass RT 06/01 Desa Ciloto Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, mengungsi menyusul terjadinya retakan tanah yang mengarah ke permukiman warga. Satu rumah warga rusak akibat kejadian itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pergerakan tanah di kampung itu sebetulnya sudah menjadi langganan hampir setiap tahun. Hal ini diduga lantaran adanya sebuah hotel di dekat permukiman penduduk.
Namun, saat ini pergerakan tanah semakin parah hingga mencapai titik ambles sekira 1,5 meter dengan lebar 200 meter. Retakan pun kian besar bersamaan dengan tingginya curah hujan di kawasan ini. Khawatir merembet ke perkampungan yang dihuni 124 Kepala Keluarga (KK), warga kemudian diungsikan ke posko darurat.
Tokoh masyarakat setempat, Edi Syam (45), mengatakan kejadian itu merupakan bencana susulan setelah tahun lalu terjadi kondisi yang sama. Namun pergerakan kali ini lebih parah. "Ada satu rumah warga yang rusak milik Ibu Hanah (45). Bagian dapurnya kena retakan tanah. Warga sudah mulai diungsikan," kata Edi.
Menurut Edi, bersamaan tingginya curah hujan saat ini, retakan tanah makin merembet. Tidak hanya permukiman warga di RT 06 saja yang saat ini terancam, tapi juga warga lainnya di RT 02. "Kalau dikalkulasikan jumlahnya mencapai 200 KK yang terancam longsor," tuturnya.
Hingga saat ini proses evakuasi warga masih terus berlangsung karena dikhawatirkan bakal longsor. Mereka ditempatkan di posko-posko darurat di rumah milik warga.
"Ada dua posko yang kami buat untuk menampung pengungsi. Belum ada bantuan dari pemerintah, padahal sudah kami laporkan ke aparatur desa," sebut Edi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Suhara mengatakan, pihaknya telah menerjunkan anggotanya untuk membantu evakuasi warga akibat adanya pergerakan tanah di tebing belakang Kampung Puncak itu. Pihaknya juga telah membangun dapur umum bagi para korban pergerakan tanah tersebut.
"Manajemen Hotal Puncak Pass juga akan membantu menyedian posko pengungsian dan bantuan makanan," katanya.
Pihaknya mengaku sudah berulangkali membujuk warga untuk mau direlokasi. "Namun mereka masih enggan karena ganti rugi yang menurut mereka kurang. Kami sudah menyediakan anggaran untuk penggantian dan sesuai dengan kesepakatan dan kemampuan anggaran satu rumah yang mau direlokasi mendapatkan bantuan maksimal hingga Rp15 juta," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar