Rabu, 22 Oktober 2014

Heboh Bocah SD di Cabuli Teman Sebaya


MADUKARA-Globaltime 
Pelaku kejahatan seksual tak hanya dilakukan orang dewasa. Teman teman sepermainan juga ternyata menghantui anakanak. Seperti yang terjadi di Dusun Kaligrowong Desa Kaliurip, Kecamatan Madukara Banjarnegara. Empat bocah,  dua laki-laki dan dua perempuan yang duduk di bangku SD nekat mencabuli  temannya yang masih kelas satu SD.
Empat bocah itu berfariatif yang duduk di bangku kelas satu MTS berinisial W (11), F (7) PN (9) PT (10) membuat geger warga Kaligrowong. Empat bocah tersebut diduga mencabuli  bocah lain di bawah umur, teman mainnya.
Satu korban di antaranya yakni kakak beradik berinisial BFA (7) bocah kelas I SD dan. Paman BFA Yuzen (37) mengatakan, peristiwa tersebut diketahui setelah keponakannya bercerita kepada bibinya apa yang diperbuat F P W dan P karena kemaluannya kesakitan saat buang air.
”Mulai ketahuannya (Kamis) di bulan September kemarin. Ceritanya mereka mengaku digituin. Setelah diusut- usut warga sini, ada b anak beberpa anak lainnya yang jadi korban. Jadi para korban itu mayoritas anak-anak dari dusun  ini,” kata Yuzen, kemarin. Ia menjelaskan, para korban pelecehan BFA adalah teman sendiri dan masih keluarga makanya keluarga enggan melaporkan perbuatan yang sudah kelewatan. Ada kesepakatan yang di lalukan antara Keluarga empat pelaku dengan keluarga korban yang berakhir dengan uang denda. “Uang diperuntukan untuk berbungah, apabila korban meminta untuk kesenangan sejumlah Rp 5 juta,” ujarnya.
BFA ketika ditemui menceritakan kejadian itu berawal main di kolam dekat rumahnya empat temannya meminta berbain bersama-sama P dan P memegangi alat vital BFA dan W Cuma melihatkan alat kelaminnya sedangkan F memasukan kelereng daun albasia bedak. Dilakan bukan ditenmpat itu juga pada hari yang berbeda dilakukan lagi ditempat Gudang tempat penyimpanan salak dilakukan tanpa W, Hari yang lain juga tiga temen BFA tanpa W melakukan pelecehan di rumah lantai tiga di tempat F bermain dokter-dokteran. 
Nano Sugi (53) orang tua korban  mengaku terkejut dengan peristiwa tersebut. Sebab warga mengenal F P W dan P yang masih bocah tersebut sebagai sosok yang biasa saja. ”Anaknya biasa aja. Kalau sifat biasa seperti anak normal-lah tidak ada tanda-tanda kelainan mendasar dan periang. Makanya saya juga enggak nyangka,” jelas Nano Sugi yang melaporkan kejadian tersebut ke polisi yang didampingi Kuasa Hukum Pelapor HARMONO, SH. Kuasa hukum meminta agar kasus tersebut menjadi perhatian pemerintah dan keluarga agar selalu mengawasi anak-anaknya.”karena pelaku masih dibawah umur semestinya orang tua bertanggungjawab atas perbuatan anaknya tersbut,” tegas pengaca kece ini.
Kepala Unit PPA Polres Banjarnegara AKP Devia  mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kasus pencabulan yang diduga dilakukan W, P, P dan F. ”Laporan sudah kami terima, saat ini sedang kami buat karena pelakunya anak-anak dalam peradilan anak dikembalikan kerapa orangtuanya,” kata nya kemarin.
Hasil pengusutan warga, pelaku yang masih sekolah dasar tersebut kerap menonton film porno. ”meski ceria Korban tampak masih syok tidak bisa banyak cerita, mereka takut digituin lagi sama pelaku,” ujarnya.
Kasus ini telah menjadi bahan pembicaraan warga di lingkungan tersebut. Warga mendapat informasi kalau pelaku sering menonton film dewasa. ”Kalau dari info yang kami dapat, pelaku ini mengaku sering menonton video porno. Katanya juga dia juga pernah lihat bapak ibunya saat berhubungan badan,” imbuhnya.
Orangtua korban sempat melakukan pertemuan dengan keluarga pelaku. Hasil pertemuan mengharapkan pelaku tidak tinggal di lingkungan itu kalau terjadi kedua kalinya. ”Orangtua korban pada nuntut pelaku harus pergi dari sini, karena masih keluarga makanya diminta untuk orangtua diawasi apabila berbuat lagi akan di usir. Karena korbannya itu kemungkinan adalagi,” imbuhnya.

KEJAHATAN SEKS MENINGKAT

Sementara itu, kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur terus meningkat di wilayah Banjarnegara. Mamin Ketua Komisi Perlindungan Anak Banjarnegara mengatakan, pelecehan seksual terhadap anak dapat mengakibatkan dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis.
Dampak psikologis, emosional, fisik, dan sosial, bahkan yang lebih mengerikan yaitu siklus paedofil, abused-abuser cycle yaitu berasal dari korban (abused) pelecehan seksual pada masa kecil, lalu tumbuh dewasa menjadi orang yang memakan korban (aboser).

“Karena itu, pornografi merupakan salah satu sumber yang menjadi pemicu munculnya paedofil, masalah pornografi atau pornoaksi setua umur manusia. Namun permasalahan ini semakin akut ketika pornografi dan pornoaksi dianggap biasa saja bahkan dijadikan sebagai budaya,” katanya.
(Trd-Tim Global)

0 komentar:

Posting Komentar