Selasa, 16 September 2014

100 ANGGOTA DPRD PROVINSI JATENG PERIODE 2014 -2019 DILANTIK


SEMARANG -Rapat  Paripurna istimewa dengan agenda pengambilan sumpah janji anggota DPRD Provinsi Jateng periode  2014-2019 ,dipimpin oleh wakil ketua DPRD 2009-2014 ,Bambang Priyoko, SIP ,sedangkan pelantikan/pengambilan sumpah janji dipimpin oleh ketua pengadilan tinggi Jawa Tengah, Muh.Daming Sanusi,SH .  Usai pelantikan ,rapat paripurna istimewa diambil alih Pimpinan Ketua sementara DPRD Provinsi Jawa Tengah , Drs.Rukma Setyabudi, M.Si..didampingi Sukirman dari partai PKB.

Pengambilan sumpah anggota DPRD yang baru dihadiri tamu undangan dari pengadilan tinggi Jawa Tengah, Pangdam Diponegoro, Kapolda Jateng ,Gubernur Jateng,Seluruh  kepala SKPD Prov .Jateng ,mantan anggota DPRD 2009-2014 dan anggota DPRD Jateng 2014-2019 .berlangsung di gedung DPRD Jateng, jalan Pahlawan Semarang, Rabu(3/9).

Dalam sambutannya Gubernur Jawa Tengah ,Ganjar Pranowo, mengatakan ,anggota DPRD Prov.Jateng yang baru dilantik dapat membuat keputusan yang lebih baik  ,transparan,dan akuntabel. Lebih baik lagi jika mereka dapat menginisiasi penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk tidak menerima dan memberikan gratifikasi dalam bentuk apa pun.

Gubernur Jawa Tengah H .Ganjar Pranowo SH ,juga mengatakan bahwa  pemilu tahun ini merupakan pemilu langsung pertama, di mana mereka yang meraih suara terbanyaklah yang terpilih sebagai wakil rakyat. Kondisi tersebut membuat kompetisi perebutan kursi wakil rakyat sangat ketat. Cost politics yang dikeluarkan pun terhitung tinggi. Akibatnya, godaan menjadi semakin besar. Untuk itu Ganjar berharap anggota DPRD dapat menangkal godaan-godaan tersebut, dan lebih mementingkan menempatkan kepentingan publik demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

“Saya berharap karena eksekutif teken dengan KPK untuk tidak menerima atau memberikan gratifikasi, kalau bisa dimulai dari awal DPRD Jawa Tengah sebagai sesama pejabat negara menginisiasi untuk tanda tangan dengan KPK, tidak mau terima gratifikasi, tidak mau memberikan gratifikasi apa, top banget,” tegas, Ganjar

Diakui, reformasi parlemen dan politik sangat dibutuhkan seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Apalagi masih ada asumsi negatif yang muncul di media, di mana partai politik dinilai paling korup, DPRD diklaim malas, dan sebagainya. Sudah semestinya imej-imej tersebut diluruskan dengan membuktikan jika anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dapat membuat keputusan yang baik, transparan, dan akuntabel.

“Rapat-rapat, sidang-sidang selalu dibuka untuk umum. Sehingga tidak ada istilah setengah kamar, atau yang lain. Yang sifatnya setengah kamar itu yang teknis saja, yang betul-betul teknis operasional. Kalau itu bisa, Jawa Tengah memelopori reformasi parlemen dan reformasi politik,” ungkap Gubernur.

Fungsi legislasi, pegawasan, dan anggaran, imbuh Ganjar, harus dijalankan. Namun, yang lebih penting lagi adalah fungsi representasi, di mana anggota DPRD merupakan perwakilan rakyat. Sehingga, pembuatan Peraturan Daerah (Perda), penyusunan anggaran, diarahkan pada kebutuhan riil yang ada di masyarakat. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) mesti benar-benar dilakukan dan mengaspirasi kebutuhan masyarakat mulai dari tingkat paling bawah.

Gubernur juga meminta anggota DPRD cepat menyesuaikan diri dengan pembangunan yang sekarang ini sudah berlangsung. Termasuk, dalam proses pembahasan APBD 2015, di mana Musrenbang telah berjalan, dan KUA PPAS sudah ditandatangani. Mereka pun mesti mulai melakukan inventarisasi untuk persiapan anggaran 2016 mendatang.

Latar belakang anggota dewan yang beragam, tidak hanya dari kalangan politisi, ditambah dengan banyaknya wajah baru, membuat seluruh wakil rakyat dituntut selalu meningkatkan kapabilitas dan kapasitas melalui berbagai kegiatan. Seperti orientasi dan bimbingan teknis, yang pelaksanaannya dilakukan secara proporsional dan berbasis pada peningkatan hard skill maupun soft skill. Bukan pada kuantitas banyak sedikitnya mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, Ketua DPRD sementara Rukma Setyabudi mengakui tugas DPRD sangat kompleks dan menantang. Di samping melanjutkan tugas anggota DPRD sebelumnya, juga meneruskan proses pembahasan APBD 2015. Karenanya, anggota dewan akan berupaya secepatnya mengenal dan memahami benar persoalan di Jawa Tengah, dan meningkatkan dinamika kerja yang lebih nyaman dan sejahtera.


Selain menampilkan kinerja terbaik professional, dan sungguh-sungguh melaksanakan tugas pokok serta  fungsinya. Anggota DPRD juga dituntut siap, baik bekal ilmu pengetahuan, pendidikan politik, untuk menghadapi tantangan tugas yang berat. Tentunya ditambah dengan semangat pengabdian, sehingga tugas dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Oleh : Edi Santoso

0 komentar:

Posting Komentar