Kembang api malah diusulkan untuk tidak dinyalakan saat Imlek
Cina - Berbagai perayaan biasanya lebih meriah jika diwarnai letupan kembang api, termasuk Tahun Baru China atau Imlek. Namun di negara asal perayaan ini, kembang api malah diusulkan untuk tidak dinyalakan saat Imlek, demi kesehatan lingkungan.
Diberitakan Zee News, Rabu 29 Januari 2014, seruan ini disampaikan oleh Badan Meteorologi China (CMA) menyusul meningkatnya angka polusi di beberapa kota di negara itu, terutama ibukota Beijing. Kembang api disebut menyumbang emisi debu dan sulfur dioksida dan polusi serius di beberapa wilayah.
Juru Bicara CMA, Chen Zhenlin, mengatakan bahwa kabut polusi diperkirakan akan menutupi wilayah timur dan pusat China mulai Kamis pekan ini. Situasi ini akan memburuk jika pada Imlek Jumat ini kembang api dinyalakan.
Chen menyerukan pemerintah untuk mulai melarang penjualan kembang api.
"Kembang api bisa melepaskan gas beracun dan partikel seperti sulfur dioksida dalam jumlah besar ke udara, akan menyebabkan polusi udara parah," kata Chen.
Seruan ini disusul oleh anjuran pemerintah pada rakyatnya. Di Beijing, pemerintah kota meminta warga untuk tidak menyalakan kembang api demi udara yang bersih. Namun tidak ada paksaan dalam melakukannya, termasuk tidak ditutupnya toko penjual kembang api.
Akibatnya, penjualan kembang api di Beijing sangat rendah. Hal ini karena kesadaran masyarakat Beijing yang tinggi demi udara yang sehat.
Kembang api pertama kali diciptakan di China pada abad ke-7 dan dinyalakan setiap ada perayaan. Masyarakat China percaya, kembang api membawa keberuntungan.
(sumber : VIVAnews)
0 komentar:
Posting Komentar